KYUBI

KYUBI
Demon Fox Nine Tails

Sabtu, 14 Januari 2012

Evangelion

Neon Genesis Evangelion

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
 
Neon Genesis Evangelion (Bahasa Jepang: 新世紀エヴァンゲリオン Shinseiki Evangelion) ialah anime dan kemudian manga (masih terus diproduksi) karya Hideaki Anno.
Anime Neon Genesis Evangelion diproduksi oleh Gainax dan disiarkan dari tanggal 4 Oktober 1995 hingga 27 Maret 1996 oleh TV Tokyo. Anime tersebut kemudian diikuti oleh dua buah anime layar lebar Death and Rebirth dan End of Evangelion dan dirilis pada tahun 1997. Death dan Rebirth merupakan ringkasan dari seluruh serial ditambah setengah awal dari End of Evangelion. Sedangkan End of Evangelion merupakan akhir alternatif dari keseluruhan cerita, mengganti episode 25 dan 26 dari serial televisinya. Kedua anime layar lebar tersebut kemudian dikemas ulang dalam satu anime layar lebar berjudul Revival of Evangelion. Manga Neon Genesis Evangelion digambar oleh Yoshiyuki Sadamoto dan diterbitkan oleh Kadokawa Shoten. Manga tersebut menceritakan hal yang sama dengan animenya, tetapi lebih ke sudut pandang Shinji Ikari.
Di Indonesia, manga Neon Genesis Evangelion diterbitkan oleh m&c Comics pada tahun 2004.
Anime dari Neon Genesis Evangelion sendiri di Indonesia sempat disiarkan oleh stasiun televisi Trans TV hanya sepanjang tiga episode dengan waktu tayang hari Senin pukul 00:30.
Anime tersebut juga dapat diperoleh dalam bentuk VCD dengan subtitle bahasa Indonesia. Hanya saja dari 26 episode yang seharusnya dikeluarkan, hanya 24 episode saja yang bisa didapatkan di pasaran. Tampaknya pihak pemilik lisensi tidak mengeluarkan episode terakhir dikarenakan isi dari 2 episode terakhir terlalu berat.

Isi cerita

Neon Genesis Evangelion seri 3
Bercerita di tahun 2015, di mana saat itu Bumi telah mengalami perubahan drastis semenjak bencana yang dinamakan "SECOND IMPACT". Dikatakan bencana itu terjadi karena sebuah meteor menghantam Bumi dan mengakibatkan naiknya lautan di seluruh Dunia. Secara tak langsung dalam kejadian ini juga mengakibatkan kemusnahan beberapa negara kepulauan. Akibat kejadian tersebut, iklim dunia mengalami perubahan drastis. Namun di balik semua itu, sebenarnya bencana terjadi setelah eksperimen pada satu makhluk cahaya raksasa yang kemudian dikenal sebagai angel pertama, Adam.
Seorang remaja belia bernama Shinji Ikari datang ke kota Tokyo untuk memenuhi permintaan ayahnya. Harapan remaja ini untuk diterima ayahnya kembali kandas saat dia mengetahui tujuan dirinya dipanggil hanya untuk mengendalikan EVA, makhluk bio mekanis yang merupakan satu-satunya senjata untuk melawan Angel. Awalnya Shinji menolak, selain karena ia belum pernah mengendalikan EVA, ia juga datang bukan hanya untuk dimanfaatkan ayahnya.
Namun hatinya luluh saat melihat Rei Ayanami yang tetap berusaha menjadi pilot meski mengalami luka parah. Demi melindungi yang lain sekaligus menunjukkan eksistensi dirinya, Shinji menaiki sang makhluk, EVA-01 yang ternyata dengan cepat dia kuasai. Pertempuran pertama langsung menunjukkan satu sisi lain EVA, yang bisa berubah menjadi "berserk" dan menghabisi musuh dengan sadis.
Semakin dalam episode, Shinji bukan hanya mengendalikan EVA untuk menghadapi monster besar yang menyerang kota Tokyo. Dia juga harus melawan musuh terbesar yang berada di dalam dirinya sendiri.
Pilot pertama EVA yang ditemuinya adalah Rei Ayanami yang dijuluki The First Child (anak pertama), kemudian datang Asuka yang sangat hyper dengan titel The Second Child, sedangkan Shinji adalah The Third Child. Nantinya akan hadir dua pilot lain, yakni sahabat Shinji sendiri, Toji dan remaja yang dikirim oleh SEELE, Kaworu Nagisa.
Sosok Shinji pada versi manga dan anime agak berbeda. Bila di Anime Shinji terkesan sebagai sosok yang kelam dan cenderung tak peduli pada dirinya apalagi pada orang sekitar, di versi Manga Sosoknya dibuat agak lebih ceria. Bahkan dengan menonton Animenya sampai habis dan membaca manganya, potongan-potongan yang hilang dalam Animenya sedikit terjawab pada Manga. Seperti apa yang Shinji mimpikan pada saat dia diserang oleh Angel kelima yang bernama Ramiel.

End of Evangelion

26 Episode dari animenya tidak memberi akhir yang tuntas, dan ending sebenarnya dari Evangelion tertuang pada versi movie dari anime EVA, yakni End of Evangelion.
End of Evangelion menceritakan usaha SEELE menguasai EVA-01 dan EVA-02 sebagai faktor penting dalam Human Instrumentally Project, mulai dari meng-hack sistem MAGI, pengerahan tentara JSSDF, hingga menggunakan seluruh EVA yang SEELE miliki (EVA05-13). OVA ini juga menjelaskan mengenai apa sebenarnya tujuan sebenarnya SEELE mendirikan NERV, pembuatan EVA-series dan apa itu EVA; apa yang disebut sebagai Human Instrumentally Project; fungsi dari penciptaan Rei dan keberadaan Kaworu; third-impact dan apa yang dapat memicunya; dan, walaupun tidak secara eksplisit, tujuan Angel (hanya) menyerang Tokyo-3.

Tentang Angel dan EVA

Angel adalah suatu keberadaan yang tidak jelas asal-usulnya, namun memiliki susunan genetis mirip manusia. Wujud dan ukuran Angel beragam,dari sebesar raksasa, sampai seukuran bakteri, bahkan ada yang tidak berwujud(bayangan), namun secara genetis DNA Angel sangat mirip dengan manusia. Nama Angel yang digunakan di atas sebenarnya tidaklah tepat. Dalam bahasa Jepang, lawan dari Evangelion ini adalah Shitou yang mana bisa diartikan sesuatu dari cahaya, atau juga berarti apostle/utusan. Tetapi kemudian ditranslasikan menjadi Angel.
Orang awam seringkali mengira EVA adalah sebuah robot raksasa. Sebenarnya hal ini sangat keliru. EVA adalah man-made human, manusia buatan manusia, dibuat berdasarkan angel pertama Adam. Ia sama sekali bukan sebuah robot. Bahkan baju zirah yang dimilikinya bukanlah berfungsi sebagai pelindung, namun lebih merupakan kekang agar EVA bisa dikendalikan.
Dalam setiap EVA terdapat jiwa, sebab untuk mengendalikan EVA dibutuhkan minimal 1 jiwa, pada EVA 01, terdapat jiwa Yui, ibu daripada Shinji. Dengan adanya jiwa tersebut, EVA dapat dikendalikan.
Supaya dapat bergerak dan menghasilkan suatu medan pelindung yang disebut AT-Field (Absolute Terror Field), EVA membutuhkan "kehadiran" pilot di dalam "entry plug" (kokpit EVA). Untuk mengatasi kelemahan ini, maka dibuatlah plug baru yang disebut "dummy plug" dimana dalam plug ini dimasukkan "kesadaran buatan" dengan Rei sebagai modelnya. Namun karena adanya kesulitan dalam men-digital-kan jiwa manusia ke dalam suatu program, maka terdapat 32.8% unsur emosi yang tidak dapat dimonitor sehingga mengakibatkan EVA yang menggunakan dummy plug cenderung bertindak brutal. Walaupun dummy plug mampu menggantikan keberadaan pilot sungguhan, namun tidak pernah dijelaskan apakah EVA dengan dummy plug mampu menghasilkan AT-Field.
Seringkali AT-Field hanya diartikan sebagai suatu medan pelindung yang dapat menahan serangan dari para Angel. Seperti yang dijelaskan oleh Kaworu (Fifth Child / 17th Angel, Tabris), AT-Field merupakan suatu dinding yang memisahkan hati manusia. Sehingga dengan adanya AT-Field manusia dapat memiliki "bentuk", dan "terpisah" dari manusia lainnya.

Tokoh:


Shinji Ikari (碇 シンジ Ikari Shinji?) adalah tokoh fiktif dari waralaba Neon Genesis Evangelion. Dia adalah protagonis dari serial ini (dan juga hampir semua karya spin-off lainnya), dan juga adalah Children Ketiga dan juga sebagai pilot dari Unit-01. Dia adalah putra dari Gendo dan Yui Ikari.

Konsep

Hubungan Shinji dengan Evangelion-nya serta statusnya sebagai pilot sangat bertentangan; keseluruhan serial ini bisa dianggap sebagai sebuah bildungsroman[note 1] yang berpusat pada Shinji.[1]
Shinji sering dianggap sebagai sebuah versi atau refleksi dari sang pembuat Evangelion dan Anno sendiri telah membuat alur cerita ini mengacu sebagai metafora dari kehidupannya.[2]
Nama keluarga Shinji, "Ikari" berasal dari kata bahasa Jepang yaitu ikari (?), yang berarti "jangkar". Nama keluarganya juga berasal dari nama salah seorang pendiri Gainax, Higuchi Shinji; yang dapat diterjemahkan sebagai "Anak Tuhan".[3][4] Perancang tokoh Evangelion, Yoshiyuki Sadamoto, merancang Shinji berdasarkan rancangannya untuk Nadia,[5] tokoh dari serial anime televisi populer dari Gainax pada tahun 1990-1991, Nadia: The Secret of Blue Water.[6]
Anno menggambarkan tokoh Shinji Ikari sebagai anak yang "menjauhkan diri dari hubungan antar manusia", dan "meyakini bahwa dirinya sendiri bahwa dirinya adalah orang yang sama sekali tidak berguna, begitu dalam, hingga bahkan dirinya tidak pantas untuk bunuh diri." Anno mendeskripsikan Shinji dan Misato Katsuragi sebagai orang yang "sangat takut untuk terluka" (diungkapkan sebagai dilema landak dalam animenya) dan "tidak cocok — karena kurangnya sikap positif — sebagai apa yang biasa kita sebut dengan 'pahlawan dari sebuah petualangan'."[7] Bila dibandingkan dengan pahlawan stereotipikal, Shinji lebih dikarakteristikkan dengan kurangnya semangat dan emosi, dibandingkan dengan sejenis kepahlawanan maupun keberanian apa pun.[8]
Megumi Ogata, orang yang mengisi suara Shinji, menemukan bahwa adegan terakhir End of Evangelion sulit untuk dilakukan. Ia kesulitan mengendalikan emosinya dan sungguh-sungguh mencekik Yuko Miyamura, pengisi suara Asuka, saat adegan itu diisi suaranya, sehingga "sangat sulit" bagi Miyamura untuk mengucapkan kata-kata Asuka yang selanjutnya harus ia isi. Ogata menganggap Shinji Ikari sebagai salah satu perannya yang "paling mengesankan".

Pemunculan

Neon Genesis Evangelion

Shinji berperan sebagai protagonis utama dari Neon Genesis Evangelion dan tampil perdananya dalam episode pertama di mana dia diundang ke Tokyo-3 oleh ayahnya.[10] Tanpa diketahui Shinji, sebenarnya ayahnya menyuruh dia datang agar ia bisa digunakan sebagai pilot Evangelion Unit-01. Shinji menyetujuinya dengan berat hati dan mengalahkan Malaikat pertama, Sachiel, murni berkat keberuntungan setelah Unit-01 menjadi tidak terkendali (berserk).[11] Setelah serangan awal Malaikat, Shinji mulai bersekolah di Tokyo-3, bertemu dengan Toji Suzuhara dan Aida Kensuke yang menjadi teman pertama yang sesungguhnya bagi Shinji.[12] Ketika Ramiel muncul dan berupaya menghancurkan markas NERV, Shinji dan Rei Ayanami bekerja sama untuk menghancurkan Malaikat tersebut.[13] Shinji kemudian bertemu Asuka Langley Soryu, seorang pilot dari Jerman, dan mereka berdua berhasil mengalahkan Gaghiel.[14]
Setelah dipaksa untuk melawan Unit-03 yang dikendalikan Bardiel di mana Toji terperangkap di dalam Unit-03 tersebut,[15] Shinji memutuskan untuk keluar dari Nerv. Namun dia kembali setelah Zeruel muncul dan melumpuhkan unit Evangelion yang lain.[16] Shinji mengalahkan Malaikat tersebut dan mencapai rasio sinkronisasi 400% dengan Unit-01nya dan terperangkap di dalam inti Unit-01 selama satu bulan sebelum akhirnya dibebaskan.[17] Setelah Rei seolah-olah terbunuh dan kemudian menjadi sehat kembali, dan Asuka masuk dalam fase koma,[18] Shinji mengalami depresi. Dia kemudian bertemu dengan Kaworu Nagisa dan mereka berdua berteman. Namun, kemudian terungkap bahwa Kaworu sebenarnya adalah Malaikat terakhir dan Shinji dipaksa untuk membunuhnya.[19]

The End of Evangelion

The End of Evangelion melanjutkan kisah Shinji, menggambarkan bagaimana dia masuk ke dalam depresi dan kemudian dia kehilangan niat untuk hidup. Dia berada di dalam kondisi ini dalam sebagian besar film, secara praktik hanya melamun ketika semua teman-temannya, termasuk Misato dan Asuka, tewas terbunuh. Setelah menyaksikan bangkai Unit-02 dibawa oleh tim Eva yang diproduksi Massal, Shinji kehilangan akal sehatnya dan Third Impact pun dimulai. Shinji melalui banyak halusinasi introspektif sampai akhirnya dia memutuskan bahwa dia ingin hidup dan kembali ke Bumi. Asuka berada di sampingnya dan Shinji berusaha mencekiknya sebelum Shinji akhirnya menyerah.[20]

Rebuild of Evangelion

Dalam Rebuild of Evangelion, Shinji kembali menjadi protagonis utama. Dia tampil perdananya dalam Evangelion: 1.0 You Are (Not) Alone di mana ia ditampilkan lebih bersuara daripada peran di serial televisinya. Dalam film ini, sangat banyak peran Shinji yang sama dengan serial animenya. Dia ditugaskan untuk menjadi pilot Unit-01 dan bekerja bersama Rei untuk mengalahkan Malaikat Ramiel.[21] Shinji selanjutnya muncul dalam Evangelion: 2.0 You Can (Not) Advance. Dalam film ini, Shinji meneruskan tugasnya sebagai pilot Unit-01, walaupun ia merasa enggan untuk meneruskannya. Setelah pertempuran dengan Bardiel, di mana ayahnya memaksa dia untuk melukai Asuka hingga kritis, Shinji mengundurkan diri dari tugas-tugasnya dan memutuskan untuk meninggalkan Nerv. Setelah Zeruel mulai mengendalikan pikiran Rei, Shinji kembali dan mengalahkan Malaikat tersebut dan tampaknya benar-benar menyatu dengan Evangelionnya.[22]

Dalam media lain

Shinji muncul hampir di setiap manga hasil adaptasi Neon Genesis Evangelion termasuk adaptasi manga karya Yoshiyuki Sadamoto. Manga umumnya mengikuti alur dari anime dengan sedikit perubahan dalam beberapa adegan. Dalam manga ini, peran Shinji sangat mirip dengan serial animenya, meskipun perubahan karakteristik terlihat jelas. Shinji juga merupakan protagonis utama dalam Shinji Ikari Raising Project dan Neon Genesis Evangelion: Campus Apocalypse di mana dia digambarkan kecerahan yang berbeda bila dibandingkan dengan serial animenya.
Shinji, bersama tokoh Evangelion lainnya, sering muncul dalam permainan video, seperti Neon Genesis Evangelion untuk Nintendo 64. Shinji juga merupakan karakter yang dapat dimainkan dalam waralaba permainan video cross-over terkenal, Super Robot Wars, di mana ia dan tokoh Evangelion lainnya bekerja sama dengan berbagai tokoh dari serial mecha lainnya.

Penerimaan

Shinji mendapat peringkat 25 pada daftar 25 teratas tokoh anime IGN. Sang editor, Chris Mackenzie, menyatakan bahwa karyawan IGN menyukainya "bukan terhadap kondisi dia sekarang, namun apa yang bisa terjadi padanya kelak".[23] Dalam jajak pendapat Newtype Maret 2010, Shinji terpilih sebagai karakter pria yang paling populer dari tahun 1990-an.[24] Grand Prix Animage ke-20 memilih dia sebagai karakter pria terbaik tahun ini.[25] Pete Harcoff, pengulas Anime Critic, memberikan ulasan positif terhadap Neon Genesis Evangelion namun memberikan ulasan negatif terhadap sosok Shinji. Dia menyatakan bahwa Shinji tidak efektif dan mengecewakan untuk ditonton.[26]
Spike Spencer, pengisi suara bahasa Inggris untuk Shinji telah menerima pujian atas perannya, terutama untuk penampilannya dalam The End of Evangelion. Mike Crandol dari Anime News Network memuji nuansa lembut yang Spencer bawa ke dalam perannya, sehingga ia merasa bahwa Spencer telah berkembang dari penampilannya sebelumnya di mana ia cenderung mengejek kekacauan batin Shinji.[27] Pete Harcoff, meskipun mengkritik tokoh Shinji, juga memuji Spencer menyatakan bahwa Spencer memberikan performa yang solid sebagai Shinji.[28]
Selain itu, sikap Shinji yang biasanya tertutup dan berubah ketika dia bertemu dengan Kaworu menimbulkan adanya nada homoseksual, yang telah menjadi topik perdebatan sengit di kalangan penggemar Evangelion sejak serial pertama diputar seperti yang dibahas dalam buku karya Patrick Drazen Anime Explosion! The What? Why? & Wow! Of Japanese Animation.[29] Patrick Drazen meyakini pandangan minoritas bahwa Kaworu memberikan kasih sayang bagi Shinji adalah taktik yang digunakan Kaworu sebagai Malaikat terakhir untuk melucuti Shinji

Rei Ayanami (綾波 レイ Ayanami Rei?) adalah salah satu karakter sentral dari seri anime Neon Genesis Evangelion.


Data

  • Nama: Ayanami Rei
  • Usia: 14 tahun
  • Status: 1st Child
  • Posisi: Pilot EVA unit 00, dummy

Latar Belakang

Rei Ayanami memiliki latar belakang yang sangat misterius, dan tidak terlalu banyak terungkap. Diketahui ia merupakan hasil rekayasa genetis dari DNA Yui dan angel kedua, Lilith. Dia dibesarkan di sebuah ruangan di basement NERV, yang memiliki penataan ruang yang mirip dengan di apartemen yang ditempatinya.

Sifat

Rei Ayanami cenderung bersikap anti sosial dan nyaris tak pernah menunjukkan ekspresi. Ia sangat patuh pada Ikari Gendou, dan secara naluriah selalu melindungi Ikari Shinji. Sepanjang episode, ia tak pernah menunjukkan ekspresinya seperti manusia pada umumnya. Sepanjang serial Evangelion, Rei hanya tersenyum pada Gendou, dan juga Shinji setelah Shinji menyelamatkan dirinya. Rei juga hanya tersipu 2 kali, yakni saat Shinji menyebutnya mirip seorang ibu dan saat Shinji membereskan kamarnya yang berantakan.

Pemunculan

Anime Evangelion TV Series

Rei muncul di semua episode Evangelion. Dalam sebagian besar episode, yang muncul adalah Rei Ayanami II. Rei Ayanami pertama dibunuh oleh Naoko Akagi, ibu dari Ritsuko Akagi sekaligus pencipta 3 super komputer Magi sat ia masih kecil. Rei Ayanami II mengorbankan diri untuk menyelamatkan Shinji dengan meledakkan inti EVA 00 saat melawan salah satu Angel. Setelah itu posisinya digantikan oleh Rei Ayanami III. Selain ketiga Rei itu, jauh di basement NERV terdapat Rei-Rei lain yang berfungsi sebagai dummy untuk Dummy System (pilot otomatis) EVA. Pada akhirnya Ritsuko memutuskan membunuh semua Rei lainnya, karena sebagaimana ibunya, ia sangat membenci sosok Rei.

Manga Evangelion

Peran Rei di manga karya Yoshiyuki Sadamoto cenderung mirip dengan di versi anime, namun selain perbedaan cerita, juga terdapat sedikit perbedaan dalam karakteristik Rei.

End of Evangelion, Movie

Dalam movie anime yang menjadi penutup rangkaian kisah Evangelion, Rei akhirnya membangkang Gendou dan melaksanakan perannya sebagai eksekutor dalam Third Impact.

Game

Rei muncul dalam banyak game bertitel Evangelion. Dari mulai bersifat adventure hingga permainan Mahjong. Salah satu game paling populer adalah game Ayanami Raising Project yang dirilis Gainax, dimana pemain berperan sebagai staf NERV yang harus mengasuh seorang Rei Ayanami.

Kaworu Nagisa (渚 カヲル Nagisa Kaworu?) adalah tokoh fiktif dari waralaba Neon Genesis Evangelion. Dia adalah Children kelima dan Malaikat ketujuh-belas (kedua-belas dalam versi animenya), Tabris. Dia lahir pada saat Second Impact terjadi. Dia dikirim ke Nerv oleh Seele sebagai pilot pengganti untuk Unit 02 setelah rasio sinkronisasi Asuka Langley Soryu turun di bawah batas yang diizinkan. Dia kemudian menerobos masuk ke dalam Terminal Dogma untuk kembali kepada Adam, namun setelah ia menemukan bahwa yang sebenarnya berada di sana adalah Lilith, dia mengizinkan Shinji Ikari untuk menghancurkan dirinya. Dia muncul dalam The End of Evangelion selama Third Impact, menanyakan Shinji apakah dirinya akan menerima atau menolak Proyek Pemerkayaan Manusia (The Instrumentality).


Konsep

Dalam desain awal, Kaworu digambarkan sebagai seorang anak laki-laki pelajar yang memiliki seekor kucing peliharaan yang dapat berubah menjadi Malaikat.[1] Dalam manga volume 9, ditampilkan salah satu hasil karya Sadamoto yang tidak lain adalah gambaran Kaworu yang berpakaian hitam dan sedang memegang seekor kucing hitam.[2] Sadamoto meyakini, berdasarkan latar bahwa ia adalah Malaikat terakhir, Kaworu harus memiliki karakteristik sebagai manusia dan Malaikat, sebagai contoh ia menambahkan leher kurus milik Shinji, serta mata merah dan mulut yang berani milik Rei.[3]
Kaworu diberi nama oleh sang penulis skenario, Akio Satsukawa.[4] Nama depan Kaworu, "Nagisa" berasal dari kata bahasa Jepang yaitu nagisa (?), yang berarti "tepi air" atau "pantai," berkaitan dengan laut. Nama depannya juga berasal dari nama seorang sutradara film Jepang, Nagisa Oshima.[4] Selain itu, huruf "", bila dipisah, dapat dibaca sebagai shi-sha (シ者?). Judul episode 24 adalah "The Last Shisha" (最後のシ者 Saigo no Shisha?). "シ者" merupakan dua huruf dalam bahasa Jepang yang dibaca "shisha " (huruf "" hanya dibaca sebagai "shi"). Kedua huruf itu dapat diartikan sebagai "pengantar pesan" atau "Rasul" (使者 shisha?), maupun "(orang yang) mati" (死者?).[4]
Gainax mentransliterasikan namanya dalam Romaji menjadi "Kaworu", dan bukan "Kaoru" (transliterasi berdasarkan aturan romanisasi yang umum). Alasan di balik perbedaan penamaan ini tidak pernah secara eksplisit dijelaskan oleh para pembuat serial ini; salah satu teori menyatakan bahwa nama ini didasarkan pada penulisan kana bagi tokoh Kaoru Genji dari Hikayat Genji.[4]

Pemunculan

Neon Genesis Evangelion

Kaworu pertama kali muncul di anime Neon Genesis Evangelion, pada episode 24. Dia digambarkan sedang duduk di sebuah batu dekat reruntuhan pasca-pertempuran melawan Armisael, Malaikat keenam-belas. Shinji ada di sana, bingung dan frustrasi akan apa yang harus dia lakukan setelah semua teman-temannya telah meninggalkan kota; Asuka yang sedang mengalami tekanan mental dan dirawat di dalam sebuah bangsal, dan Rei yang juga tidak dapat mengingat kejadian-kejadian yang baru saja terjadi. Setelah Kaworu berhenti bersenandung, tiba-tiba ia memberitahu Shinji bahwa musik itu indah, lalu mulai bercakap-cakap dengan Shinji dengan lembut. Setelah pertemuan awal itu, Kaworu dan Shinji mulai bersahabat, saling menikmati keberadaan teman satu sama lain.[5]
Setelah karyawan Nerv curiga akan tingkat sinkronisasi Kaworu dengan Unit-02 yang tinggi, serta Misato dan Hyuga yang menyadari bahwa dia dapat mengatur tingkat sinkronisasi sesuai dengan keinginannya, sebuah peringatan dikeluarkan bahwa Unit-02 telah diaktifkan tanpa seorang pilot pun di dalamnya, dan juga seseorang yang sedang turun menuju Terminal Dogma; yaitu Kaworu, yang diidentifikasi sebagai Malaikat ketujuh-belas dan yang terakhir. Shinji ditempatkan di Unit-01 dan mengejar Kaworu yang memanipulasi Unit-02 untuk melawan Shinji di Unit-01. Shinji melakukan ini setelah dia gagal menusuk Kaworu dengan pisau progresif karena dicekal oleh AT Field milik Kaworu. Kaworu meneruskan perjalanannya ke Terminal Dogma, dan setelah mengaktifkan pintu sehingga dapat terbuka, dia masuk dan akhirnya memahami bahwa sesosok raksasa yang disalibkan di sana pada kenyataannya bukan lah Adam, melainkan Lilith. Setelah itu, Shinji berhasil mengalahkan Unit-02; memungkinkan dirinya menggenggam Kaworu dengan tangan Unit-01. Setelah sejenak kesunyian, Shinji membunuh Kaworu dengan cara meremukkan Kaworu dengan tangan Unit-01 hingga mati.

The End of Evangelion

Dalam The End of Evangelion, Contoh Plug Eva yang diproduksi Massal secara jelas ditandai "KAWORU", menunjukkan bahwa Seele memiliki klon Kaworu, sama seperti Nerv yang memiliki klon Rei untuk sistem Contoh Plug bagi Eva-Eva asli. Kaworu muncul perdana di film saat proses inisiasi dari Proyek Pemerkayaan Manusia. Kemudian, Kaworu, bersama dengan Rei, muncul dalam benak Shinji dan berdebat dengan Shinji mengenai kemanusiaan dan dukungan terhadap individualisme dan hak bebas menentukan pilihan.

Rebuild of Evangelion

Materi promosi Rebuild of Evangelion menampilkan cukup banyak gambar-gambar Kaworu mengenakan pakaian plugnya bersama Children yang lain.[6] Dalam film pertama, ia sempat muncul di bagian akhir, di mana di atas permukaan Bulan, ia berbincang dengan SEELE secara misterius. Dalam film kedua, Gendo dan Fuyutsuki melakukan perjalanan ke Bulan untuk mengamati pembangunan Mark.06; yang memberikan banyak kejutan bagi Fuyutsuki, di mana mereka melihat Kaworu yang sedang duduk dalam kehampaan di atas Eva tanpa mengenakan baju. Dia menengok ke arah mereka dan memanggil seseorang sebagai ayah. Di akhir film Kaworu turun dari Bulan bersama dengan Mark.06 dan menusuk Unit-01, menggagalkan Third Impact. Setelah itu, ia mengatakan bahwa waktu yang dijanjikan telah tiba, dan bahwa kali ini ia akan memberikan kebahagiaan bagi Shinji. Pratinjau dari film ketiga menampilkan Kaworu menghadapi pilot lainnya di lokasi yang tidak diketahui.

Buku penggemar

Sebuah buku penggemar Kaworu Nagisa berjudul "All About Nagisa Kaworu, A Child of Evangelion" diterbitkan pada tahun 2009. Buku ini memuat hasil wawancara panjang dengan Yoshiyuki Sadamoto, dan juga semacam pembahasan lebih dalam mengenai anime ini.

Dalam media lain

Kaworu tampil di berbagai media spin-off dari Neon Genesis Evangelion lainnya, termasuk berbagai drama audio dan CD musik serta manga adaptasi karya Yoshiyuki Sadamoto. Di sini, Kaworu digambarkan sebagai makhluk yang tidak mengetahui emosi manusia serta tabu akan interaksi sosial dan ruang pribadi, kehadirannya dijadikan sebagai penghibur suasana. Peran Kaworu sangat mirip dengan perannya di dalam anime meskipun beberapa rincian telah diubah, seperti persahabatannya dengan Shinji yang tidak secara langsung tergambarkan. Selain manga Sadamoto, Kaworu juga muncul sebagai tokoh pendukung dalam judul lain, seperti The Shinji Ikari Raising Project dan Campus Apocalypse. Penampilan Kaworu dalam manga-manga tersebut biasanya digambarkan lebih cerah daripada di dalam seri, di mana fokusnya ditempatkan pada hubungannya dengan Shinji.
Kaworu juga muncul dalam permainan video berdasarkan waralaba Evangelion, termasuk waralaba cross-over populer Super Robot Wars. Pada permainan adaptasi The End of Evangelion, semangat Kaworu itu kembali untuk mengambil kendali Unit-00 dan bantuan Shinji dalam pertempuran dan membantu menyelamatkan Rei dari dalam Lilith. Dia juga mengunjungi Nekki Basara dan menyuarakan persetujuannya atas musiknya. Dia terakhir muncul selama pertempuran dengan Ephes Kaiser di mana ia mendorong pilot-pilot Eva agar tidak menyerah. Hal ini mengisyaratkan bahwa baik di anime, film, maupun permainan, dia adalah Kaworu yang sama setiap waktu, dan mengingat kejadian dari semua jadwal yang telah berpengalaman. Perkembangan kronologis dari Kaworu tampaknya adalah Evangelion, SRW Final, The End of Evangelion, SRW Alpha, SRW MX, SRW Alpha 3, SRW L lalu Rebuild of Evangelion. Hal ini telah menjadi spekulasi bagi para penggemar bahwa apakah sebenarnya dia memiliki kemampuan mengendalikan waktu.

Penerimaan

Sebagai promosi untuk Edisi Khusus Ulang Tahun ke-sepuluh dari Evangelion, ADV Films menerbitkan stiker humor yang berbunyi "KAWORU MENINGGAL ATAS DOSA-DOSA KALIAN" (カヲルはあなたの罪のために死んだ Kaoru wa anata no tsumi no tame ni shinda?).[7] Chris Beveridge dari Mania Entertainment menggambarkan kematian Kaworu di anime sebagai "momen yang sangat kuat" dengan adanya fakta bahwa hal itu terjadi setelah satu menit kesunyian tanpa percakapan, bayangan kepalanya nampak menyentuh air.[8]
Kaworu Nagisa adalah tokoh laki-laki terpopuler kedua dalam jajak pendapat Animage tahun 1997[9]; dan peringkat ke-enam dalam jajak pendapat yang sama pada tahun 1998[10]. Dalam jajak pendapat Newtype sejak Maret 2010, Kaworu terpilih sebagai tokoh anime laki-laki terpopuler kedua dari tahun 1990-an[11], dikalahkan oleh Shinji Ikari.
Bahan bonus dalam manga adaptasi bahasa Inggris volume ke-sembilan memuat artikel yang ditulis oleh editor Carl Gustav Horn yang membandingkan Kaworu dengan tokoh Satan dalam novel Mark Twain, The Mysterious Stranger.[2]
Kemungkinan adanya nada homoseksual dalam interaksi Kaworu dengan Shinji telah menjadi topik perdebatan sengit di kalangan penggemar Evangelion sejak serial pertama diputar seperti yang dibahas dalam buku karya Patrick Drazen Anime Explosion! The What? Why? & Wow! Of Japanese Animation.[12] Patrick Drazen meyakini pandangan minoritas bahwa Kaworu memberikan kasih sayang bagi Shinji adalah taktik yang digunakan Kaworu sebagai Malaikat terakhir untuk melucuti Shinji.[13] Gainax jelas menyadari bahwa penonton mengasosiasikan Kaworu dengan kiasan bishonen, dan telah mengeluarkan karya seni seperti halaman percik (splash) untuk situs web mereka yang mengacu pada ambiguitas Kaworu dan reaksi penonton terhadap tokoh tersebut. Namun, apakah Kaworu, seorang Malaikat, sebenarnya mempunyai konsep seksualitas sebagaimana ditunjukkan dalam serial ini tidak lah jelas.[13] Mike Crandol menganggap Kaworu sebagai "perwakilan cinta dan penerimaan yang buta, menyeluruh, dan tanpa syarat, namun layaknya semua hal di atas, Kaoru [sic] menjadi sesuatu yang tidak nyata sama sekali".[14] Pengulas film tahun 1998 Kenneth Lee mengkritik tokoh Kaworu: "...unsur homoseksualitas mungkin merupakan aspek yang paling mengganggu, serampangan, dan tidak perlu ada dalam episode 24...Pada akhirnya, isu homoseksualitas tampaknya tidak lebih dari taktik kejutan murahan bagi stun generation X [sic]" dan menganggap hubungan Shinji-Kaworu secara keseluruhan adalah hal "menggelikan dan merupakan humor yang menyedihkan"[

Tidak ada komentar:

Posting Komentar